Pegiat Sosial dan Koordinator DKR Jawa Timur ( Dewan Kesehatan Rakyat ) Arif Witanto memberi respon terkait berita Hidup di Rumah Tak Layak, Janda di kediri Ini Butuh Bantuan
Ia berharap permasalahan sosial seperti kemiskinan yang luput dari perhatian pemerintah tersebut cepat dicarikan solusi biar tidak berlarut larut.
“Dengan melihat kondisi mbah Is yang sangat memprihatinkan secepat mungkin kami akan cari solusi supaya cepet teratasi dan terbantu, rencananya akan menggandeng komunitas – komunitas peduli sosial selain juga mencari donatur – donatur lain nya” pungkasnya
Seperti diberitakan sebelumnya yang mendadak viral foto-fotonya di media online maupun di medsos facebook
Seorang janda miskin di Kediri membutuhkan uluran tangan. Perempuan bernama Istikomah (60) kini hidup seorang diri.
Mbah Is panggilan sehari hari ini tinggal di rumah seluas 3×5 meter di Dusun Benggeng Desa Janti Kecamatan Wates Kabupaten Kediri.
Saat wartawan cntv indonesia berkunjung Rabu (18/12/2019), ia mempersilakan masuk ke dalam rumahnya, mbah Is sedang memasak nasi dengan kayu bakar
Lantai rumah yang masih tanah itu becek karena air hujan masuk ke dalam. Beberapa perabot dapur, tempat tidur (amben red) tanpa kasur dan tumpukan baju berserakan dalam satu ruangan menjadi pemandangan yang memprihatinkan.
Dinding rumah terbuat dari tumpukan batako di balut dengan tanah liat, beratapkan seng dan terpal yang sudah usang, Jika hujan mbah Is tidak bisa tidur karena atapnya bocor hampir merata.
Untuk bertahan hidup mbah Is mencari rongsokan lalu djual dengan penghasilan tidak tentu, kadang dapat 10rb sehari kadang juga lebih itupun harus dikumpulkan beberapa hari
” wes kepiye maneh, kok ge ngapik i omah, ngge mangan saben dino wae kadang susah,(Mau gimana lagi, jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk makan sehari – hari saja kadang susah), ” ujar mbah Is
Ia memiliki seorang anak dan sekarang tinggal ditempat lain, namun keadaan ekonominya juga tidak lebih baik.
Disinggung apa pernah mendapat bantuan dari desa, mbah is mengatakan pernah mendapat bantuan sembako dan kartu indonesia sehat (KIS) tetapi belum digunakan.
Kendati harus hidup memprihatinkan mbah Is mengaku tidak pernah berharap belas kasihan. Hanya Tuhan tempatnya menaruh harapan dan berkeluh kesah
” Kulo mung nyuwun teng gusti Alloh mugo mugo terus diparingi sehat lan kuat, iso nglakoni urip ora ngrepotne liyan. (Saya berharap Tuhan selalu memberi kekuatan dan kesehatan, agar saya bisa terus menjalani hidup tanpa merepotkan orang lain)” harapan mbah Is. (Eko)