Kediri – cntvnews id, Puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Relawan Perempuan dan Anak, mendatangi Kantor DPRD Kabupaten Kediri, Rabu (23/2).
Massa mendatangi DPRD Kabupaten Kediri dengan membawa berbagai poster dengan berbagai tulisan diantaranya Stop Kekerasan Seksual Pada Anak, Anak-anak Kita Adalah Aset Bangsa, Lindungi Mereka dan masih banyak lagi lainnya.
Kedatangan massa tersebut meminta kepada para wakil rakyat yang ada di DPRD Kabupaten Kediri untuk ikut mendampingi kasus pencabulan anak dibawah umur yang diduga pelakunya lebih dari satu orang. Selain itu massa juga menuntut agar wakil rakyat yang berada di DPRD Kabupaten Kediri segera memanggil Kapolres Kediri, AKBP Agung Nugroho, terkait lambannya penanganan kasus pemerkosaan terhadap anak di bawah umur.
Jeannie Latumahina, koordinator aksi, saat dikonfirmasi usai audensi mengatakan agar kasus pencabulan anak dibawah umur ini segera diungkap dengan jelas serta segera mengamankan pelaku yang diduga lebih dari satu ini. Dan saat ini hanya satu pelaku saja yang sudah diamankan.
” Kami meminta kepada anggota dewan sebagai wakil rakyat agar ikut mendampingi kasus pencabulan dibawah umur ini agar segera jelas dan dapat terungkap serta para pelaku bisa segera diamankan,” terang Jeannie.
Jeannie menambahkan bahwa berdasarkan keterangan pelaku lebih dari satu orang. Dan peristiwa pemerkosaan yang dialami Bunga bukan nama sebenarnya terjadi berulang ulang.
Berdasarkan data dari para aktivis tersebut korban pertama kali mengalami perkosaan yang dilakukan oleh empat orang teman ayah korban, pada Senin 27 Desember 2021 sekitar pukul 10.15 WIB. Selanjutnya perbuatan tersebut dialami korban di pos siskamling, pada pukul 18.15 WIB, dilakukan oleh tiga orang yang berbeda, kemudian berlangsung lagi di Alas Simpenan, pada pukul 22.05 WIB dengan dua orang pelaku yang berbeda.
” Jadi korban ini dalam sehari harus mengalami pemerkosaan dengan pelaku 9 orang ditempat yang berbeda, dan para pelaku ini sengaja meninggalkan korban berada di Alas Simpenan sendirian. Baru keesokan harinya korban ditemukan oleh salah seorang warga dan dibawa ke rumah Ketua RT setempat. Selanjutnya oleh Ketua RT, korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri di Pare, ” ucapnya.
Tjetjep Mohammad Yasin salah satu kordinator aksi mengatakan bahwa para aktivis ini sengaja mengadu ke DPRD Kabupaten Kediri karena merasa kecewa terhadap kinerja Kapolres Kediri dan bawahannya.
Dalam kasus pemerkosaan anak dibawah ini menurut Tjejep ada indikasi terjadinya tindak perdagangan manusia (trafficking).
” Kami sangat kecewa dengan kinerja Kapolres Kediri beserta bawahannya dalam mengungkap kasus pemerkosaan anak dibawah umur ini dan terkesan lamban sehingga kami mengadukan hal tersebut ke DPRD Kabupaten Kediri,” ucapnya.
Dalam aksi tersebut, massa ditenui langsung oleh Ketua DPRD Kabupaten Kediri Dodik Purwanto beserta Dinas Sosial Kabupaten Kediri.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan teman teman yang meminta kami untuk mengontrol kasus pemerkosaan anak dibawah umur, dan kami sangat merespon soal perlindungan perempuan dan anak bahkan sudah ada perbupnya,” kata Dodik.
Sementara itu Kasi Rehabilitasi Dinas Sosial Kabupaten Kediri Tutik Mujiastuti mengatakan bahwa kondisi korban saat ini sangat trauma, down serta tidak mau bertemu dengan orang.
” Jadi tugas dari Dinsos dalam hal ini diperlukan untuk pendampingan dalam membantu membuat BAP pihak kepolisian, serta menenangkan korban karena kondisi korban sangat down dan trauma,” ucap Tutik
Tutik menambahkan bahwa pihak Dinsos bersama Psikolog hadir dan pelan pelan menenangkan korban, agar korban mau menceritakan kejadian yang sebenarnya.
Setelah melakukan audensi dengan DPRD, massa kemudian melanjutkan aksinya ke Polres Kediri. Mereka akan menyampaikan tuntutan yang sama untuk mendesak kepolisian menuntaskan kasus pemerkosaan terhadap anak di bawah umur tersebut.
Kasat Reskrim Polres Kediri AKP. Rizkika Atmadha mengatakan bahwa pihaknya bekerja sesuai dengan fakta.
” Untuk saat ini yang kami amankan satu orang sementara korban saat ini berada di Shelter UPTD PPA Kediri,” pungkasnya.(Eko)