Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 970x250
Peristiwa

Pilkades Ngebrak Dijaga Ketat Aparat

107
×

Pilkades Ngebrak Dijaga Ketat Aparat

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

CNTVINDONESIA.NET/KEDIRI – Ratusan aparat gabungan dari Polres Kediri bersama Polsek Gampengrejo dan polsek sekitarnya, serta dari Kodim 0809 dan koramil setempat, terpaksa diterjunkan untuk mengamankan proses penghitungan surat suara pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Desa Ngebrak, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Rabu (30/10).

Kades terpilih
Kades Ngebrak Terpilih

Pasalnya, proses penghitungan suara di Desa Ngebrak tersebut menjadi pilkades terlama pelaksanaannya dibandingkan 254 desa lain yang juga melaksanakan secara serentak di wilayah Kabupaten Kediri. Dari pantauan wartawan media ini, hampir seluruh desa yang melaksanakan pilkades sejak sore sudah selesai semua, sedangkan di Desa Ngebrak baru selesai sekitar jam 23.00 WIB.

Example 300x600

Dari informasi yang berhasil dihimpun media ini diketahui, lamanya proses ini terjadi lantaran ketika dimulainya penghitungan surat suara tiba-tiba diprotes oleh beberapa pendukung calon yang ingin ikut menyaksikan perolehan suara dari kandidat idolanya.

Mereka memprotes karena dilakukan secara tertutup di dalam gedung balai desa setempat. Bahkan, ketika warga ingin menyaksikan hasil perolehan suara dari luar jendela gedung, ternyata plano (papan skor perolehan suara) juga tidak terlihat.

“Saat itu plano dihadapkan kepada ketiga calon yang duduk berjejer di sebelah barat, sehingga tidak dapat dilihat dari luar. Sedangkan masyarakat tidak boleh masuk ke dalam gedung. Pintu dan jendela pun ditutup rapat-rapat dan disegel agar tidak dibuka pengunjung. Mereka juga sempat memaksa untuk masuk gedung, karena di luar tidak dapat mendengarkan pembacaan perolehan suara,” tutur salah seorang warga Desa Ngebrak.

Camat Gampengrejo, M. Nizam Subekhi, S.Sos., MM, yang memantau proses penghitungan surat suara di Desa Ngebrak hingga selesai, membenarkan adanya protes warga tersebut. “Alhamdulillah, setelah dilakukan negosiasi, akhirnya plano dihadapkan ke arah selatan menghadap jendela agar warga dapat melihat dari luar,” katanya.

Selain itu, lanjut Nizam, panitia juga memasang beberapa pengeras suara agar dapat terdengar oleh warga yang hadir di halaman kantor desa. “Mereka juga meminta agar penghitungan suara dilakukan hanya satu tempat saja, sehingga membutuhkan waktu lama untuk membaca satu per satu,” terangnya.

Ditanya ada berapa desa di Kecamatan Gampengrejo yang mengikuti Pilkades Serentak 2019, Nizam mengatakan, dari sebelas desa yang ada di wilayah kerjanya, hanya satu desa saja yang tidak melaksanakan pilkades, yaitu Desa Kepuhrejo.

“Sepuluh desa di Kecamatan Gempengrejo yang melaksanakan pilkades serentak tersebut terdapat sembilan desa yang diikuti oleh incumbent. Sedangkan satu desa yang juga menggelar pilkades namun tanpa petahana adalah Desa Gampeng, karena kadesnya meninggal dunia sebelum masa jabatannya berakhir,” terang Nizam.

Masih menurut camat ramah ini, faktor partisipasi warga masyarakat dalam Pilkades di Desa Ngebrak dapat dikatakan sangat tinggi dan baik. Terbukti dari 2.642 jumlah pemilih yang hadir, hanya terdapat 15 kartu suara tidak sah.

“Setelah dilakukan penghitungan suara hingga tengah malam ini, akhirnya calan nomor urut tiga, yaitu H. Saeroji, SH berhasil mendapatkan amanah untuk memimpin Desa Ngebrak kembali, dengan perolehan suara sebanyak 1.258. Sedangkan calon nomor urut satu, Mustaji memporeleh 280 suara, dan calon nomor urut dua, M. Abas, ST mendapatkan 1.089 suara,” terang Nizam.

Sementara itu, Kepala Desa Ngebrak terpilih, H. Saeroji, SH, dikonfirmasi mengatakan, pada saat penghitungan surat suara memang sempat terjadi protes dari warga, namun panitia mengikuti permintaan masyarakat, sehingga tidak sampai terjadi hal yang tidak diinginkan.

“Semula panitia menyiapkan dua tempat untuk penghitungan surat suara secara bersamaan agar bisa cepat. Berhubung ada warga yang meminta agar dilakukan hanya satu tempat saja, akhirnya panitia mengikuti permintaan masyarakat. Sehingga ya selesainya lama sampai tengah malam begini,” kata Saeroji.

Ditanya tentang rencana kedepan setelah terpilih kembali menjadi Kepala Desa Ngebrak periode 2020-2026 ini, Saeroji mengaku ingin melanjutkan program-program yang telah dicanangkan sebelumnya dan mewujudkan Desa Ngebrak menjadi lebih baik.

“Saya berharap kepada seluruh warga masyarakat untuk bersama-sama membangun Desa Ngebrak tercinta agar menjadi lebih baik lagi,” tuturnya. (Jay)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *