Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 970x250
Budaya

Pemkab Tulungagung, Gelar Jamasan Tombak Kyai Upas

136
×

Pemkab Tulungagung, Gelar Jamasan Tombak Kyai Upas

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

TULUNGAGUNG- Pemerintah kabupaten Tulungagung menggelar Ritual jamasan Kiai Upas, pusaka kebanggaan masyarakat Tulungagung, jumat (04/09/2020)

Ritual jamasan pusaka tombak kyai upas ini dilakukan setiap bulan Suro dalam penanggalan jawa bertepatan pada hari Jum’at tanggal 10 Suro hari ini.

Example 300x600

Prosesi jamasan ini di gelar di kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tulungagung.dan di hadiri bupati Tulungagung Maryoto Bhirowo,Kapolres Tulungagung AKBP Eva Guna Pandia,Ketua DPRD Tulungagung Sumarsono bersama jajaran Fokopimda serta keluarga Pringgo Kusumo,tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo mengatakan acara ini merupakan budaya yang harus dilestarikan.

“Prosesi jamasan pusaka Kyai Upas ini rutin kita laksanakan tiap tahun tepatnya 10 suro pada penanggalan jawa.Selain untuk melestarikan budaya, prosesi ini merupakan ungkapan rasa syukur pada Tuhan yang maha kuasa” ungkapnya.

Pusaka yang merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Islam ini juga diyakini masyarakat Tulungagung sebagai cikal bakal sejarah Kabupaten Tulungagung.

Bagi masyarakat Tulungagung pusaka tombak Kanjeng Kyai Upas adalah sebuah pusaka berbentuk tombak panjang dengan lendean 4 meter yang merupakan peninggalan sejarah dari kerajaan Mataram yang dibawa RM Tumenggung Pringgodiningrat putra pangeran Notokusumo menantu Sultan Ngayogyokarto Sri Sultan Hamengku Buwono II,saat Raden Tumenggung Pringgodiningrat diangkat menjadi Bupati Ngrowo sekarang Kabupaten Tulungagung. Jamasan ini mengandung makna filosofi membersihkan hati dan rohani agar manusia bisa menjalani kehidupan dengan baik.

Ritual jamasan ini diawali dengan kirab kesenian Reog Kendang dan diringi dayang pembawa air dari 9 sumber mata air . Selanjutnya air ini lah yang diserahkan ke Bupati Tulungagung untuk dicampur dengan kembang 7 rupa, sebagai air jamasan pusaka.

Saat prosesi siraman pusaka berlangsung juga diiringi bacaan Yasin dan Tahlil serta gamelan jawa,sehingga menambah kesakralan. (Red/ hary)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *