PONOROGO – cntvnews.id, Pemkab Ponorogo beserta tokoh Seniman Ponorogo terus berupaya agar Reog Ponorogo terdaftar di UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), sebagai warisan budaya tak benda untuk masyarakat Ponorogo dan Indonesia, pada lembaga khusus PBB yang fokus pada perlindungan situs-situs sejarah dan budaya itu.
Hal itu dilakukan dengan mengundang Fasilitator Of ICH UNESCO in the Asia Pacific Region Dr Harry Waluyo untuk memberikan arahan atau pelatihan di Aula Bappeda Ponorogo Rabu (22/12), agar pengajuan ke UNESCO kali ini bisa sukses alias tak gagal lagi.
Hadir pada acara tersebut Ketua DPRD Kabupaten Ponorogo Sunarto Spd, sekaligus memberikan dukungan agar Pemkab betul betul teliti dan memperhatikan regulasi yang ada, sehingga pengajuan Reog sebagai warisan budaya tak benda di UNESCO bisa berhasil.
Sementara itu, Dr Harry mengutarakan jika Reog Ponorogo masuk nominasi yang diusulkan ke ICH-UNESCO ke-13 setelah Gamelan. Pada prinsipnya ada 4 hal yang perlu diperhatikan yakni naskah akademik yang meliputi unsur pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, informasi. ” Reog ini pengajuan ke UNESCO ke 13 setelah Gamelan, kalau Gamelan sudah diakui dulu,” katanya.
Sebelumnya, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko merasa perlu memperjuangkan agar Reog Ponorogo tercatat di UNESCO, sebagai warisan budaya tak benda yang diwariskan oleh leluhur. Pihaknya merasa bersalah bila warisan budaya Ponorogo yang luar biasa ini tak dijaga di UNESCO (tak tercatat atau tak diakui dunia, red). Karena itu pihaknya mengundang tim fasilitator untuk memberikan pelatihan dan arahan, agar proses pendaftaran ke UNESCO bisa benar sesuai dengan ketentuan, sehingga Reog Ponorogo dapat tercatat sebagai warisan budaya tak benda di tingkat Internasional. (hid/sis)