CNTV INDONESIA.NET PADANG – Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus berhasil membobol Gedung DPRD Sumatra Barat yang dijaga ketat aparat kepolisian, sekitar pukul 15.00 WIB. Mereka pun langsung menyebar dan melakukan aksi,sehingga tak terkendali hingga merusak mobiler dan dokumen administrasi di gedung dewan tersebut.
Awalnya aksi mahasiswa yang dimulai sekitar pukul 10.00 wib itu berlangsung terkendali. Sejumlah tuntutan mereka sampaikan, diantaranya menolak revisi Undang-undang (UU) KPK, menolak Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP), menolak Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS), dan menuntut adanya solusi untuk persoalan kabut asap yang melanda sejumlah daerah beberapa waktu belakangan.
Kedatangan mahasiswa, diterima oleh Wakil Ketua Sementara DPRD Sumbar Isryad Safar, Wakil Ketua DPRD Defenitif usulan Partai Demokrat, Suwirpen Suib, Anggota DPRD dari Fraksi Partai Gerindra, Hidayat, Anggota DPRD dari Fraksi PAN, Maigus Nasir, dan beberapa yang lain.
Wakil Ketua DPRD Sementara Provinsi Sumbar, Irsyad Safar mengatakan, aspirasi yang disampaikan mahasiswa diterima dan dicatat oleh DPRD Provinsi Sumbar. Selanjutnya akan diteruskan ke pusat sesuai kewenangan yang dimiliki DPRD.
Hingga pukul 14.00 WIB siang ini, ribuan mahasiswa masih tidak mau beranjak dan terus melakukan orasi di halaman gedung DPRD Sumbar.
Barikade aparat tak sanggup lagi untuk menahan massa. Dengan leluasa, para pengunjuk rasa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Padang masuk gedung. Sebagian lainnya masih melanjutkan orasi di halaman, menyampaikan tuntutan.
Sebagian besar naik ke lantai dua dan tiga yang berisikan ruang staf, ruang rapat khusus dan ruang paripurna. Satu per satu, fasilitas yang ada dihancurkan. Kaca-kaca langsung berserakan.
Ruang Sidang Paripurna tempat di mana meja dan kursi anggota dewan dicoret dan semuanya dirusak.
Aparat kepolisian yang dipimpin Kapolresta Padang, Kombes Pol Yulmar Try Hermawan kemudian menginstruksikan mahasiswa keluar ruangan.
“Mahasiswa semuanya keluar. Tidak ada lagi di dalam,” kata Yulmar.
Tak hanya ruangan sidang utama yang hancur berantakan, perpustakaan juga ikut dirusak. Semua buku-buku dilempar keluar, meja dan kursi patah.
Alat-alat elektronik seperti televisi dan komputer hancur berantakan. Ruangan fraksi-fraksi juga hancur diamuk massa. (*)