CNTVINDONESIA.NET/ GRESIK -Harga komuditas cabe rawit di benerapa pasar tradisional di kabupaten Gresik menalami kenaikan yang signifikan harga cabai rawit saat ini mencapai Rp 69 ribu per kilogram, namun harga yang terjadi di Pulau Bawean jauh lebih mahal hingga mencapai 100 ribu perkilogram.
Harga yang meroket tersebut diduga disebabkan karena musim hujan yang terus menerus sehingga menyebabkan pasokan cabe dari jawa berkurang.
Selain itu Juga ditambah lagi dengan biaya transportasi yang tinggi dari Gresik menuju pulau Bawean yang harus menggunakan transfortaai laut.
Menurut salah satu pedagang cabai asal Desa Daun, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean menjelaskan, kenaikan harga cabai mencapai Rp 100 ribu per kilogram.
“Cabai datang dari Jawa diangkut menggunakan trasportasi laut dengan kondisi hujan terus menerus sehingga harga cabai meroket hingga 100 ribu perkilogram,” ujarnya, Selasa (28/1/2020).
Pedagang yang sudah berjualan di Pasar Daun sejak 2009 ini mengaku harga cabai mulai merangkak naik sejak awal bulan tahun 2020.
Hal senada juga disampaikan oleh pedagang lain yang berjualan di Pasar Tambak juga menjual cabai dengan harga tinggi, bahkan mencapai Rp 90 ribu per kilogramnya sehingga pembeli atau konsumen terpaksa harus menguràngi ķonsumsi cabai.
“Cabai sekarang dari Rp 80 ribu sampai Rp 90 ribu per kilogram,” kata dia.
Salah seorang pembeli Rosmani, terpaksa mengurangi konsumsi cabai di rumah.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Gresik, Agus Budiono membantah harga bahan cabai melambung tinggi.
Dia baru mendengar. Data yang dimiliki hingga detik ini tidak ada laporan harga cabai di Pulau Bawean tembus Rp 100 ribu.
“Itu tidak benar. Di Bawean itu setiap penduduk memiliki tanaman cabai , yang benar harganya Rp 78 ribu mendekati Rp 80 ribu disana,” tegasnya. (red)
