Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 970x250
Berita

Dukung Net Zero Carbon, Pegawai Setda Trenggalek Tanam 750 Bibit Mangrove di Pancer Cengkrong

115
×

Dukung Net Zero Carbon, Pegawai Setda Trenggalek Tanam 750 Bibit Mangrove di Pancer Cengkrong

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Foto : Dukung Net Zero Carbon, Pegawai Setda Trenggalek Tanam 750 Bibit Mangrove/ Siswanto

Trenggalek – cntvnews.id, Dalam rangka mendukung program prioritas Net Zero Carbon, pegawai di lingkup Sekretariat Daerah (Setda) Trenggalek menanam 750 bibit Mangrove di kawasan Pancer Cengkrong, Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, pada Jumat (7/2/2025).

Example 300x600

Penanaman ini bertujuan untuk melestarikan hutan mangrove sekaligus meningkatkan kapasitas ekosistem pesisir dalam menyerap karbon. Seperti diketahui, hutan mangrove memiliki kemampuan menyimpan dan mengikat karbon lima kali lebih banyak dibandingkan hutan tropis daratan tinggi.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Trenggalek, Ir. Mulyahandaka, menegaskan bahwa aksi tanam mangrove ini merupakan langkah nyata dalam mitigasi perubahan iklim.

“Mangrove sangat berperan penting dalam menyerap karbon dioksida dan menyimpannya dalam bentuk organik. Selain itu, hutan mangrove juga membantu menyaring polutan dari air, mengendalikan aliran air, dan mengurangi erosi tanah,” ujarnya.

Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) setempat mengungkapkan bahwa mangrove di Pancer Cengkrong telah ada sejak masa penjajahan Belanda. Namun, pada periode 2002–2003, terjadi krisis ekologi akibat eksploitasi mangrove yang menyebabkan penurunan populasi ikan dan biota laut lainnya.

Setelah kesadaran masyarakat meningkat, mereka mulai melakukan rehabilitasi hutan mangrove dengan dukungan Dinas Perikanan dan Kelautan, sehingga terbentuk Pokmaswas yang berperan dalam pelestarian dan pengawasan kawasan tersebut.

Menurut Imam Saefudin, Ketua Pokmaswas, hutan mangrove yang kembali hijau kini mendukung keberlanjutan ekosistem pesisir. “Sekarang kerang, kepiting, dan biota lainnya melimpah kembali. Jika digali, ada ratusan ton kerang dan kroco yang rasanya sangat enak. Ini bisa terus lestari karena mangrovenya tumbuh dengan baik,” katanya.

Sementara itu, Imam Bonjol, anggota Pokmaswas lainnya, menambahkan bahwa Hutan Mangrove Cengkrong memiliki 55 jenis tanaman mangrove, dengan dominasi Rizophora, Sonneratia, dan Api-api.

Mangroves Rizophora, yang ditanam oleh pegawai Setda Trenggalek, memiliki akar yang kuat untuk menahan banjir dan abrasi serta berfungsi sebagai filter alami sampah sebelum mencapai laut.

“Hutan mangrove di Trenggalek termasuk salah satu yang paling lengkap di Jawa Timur. Selain menjadi ekosistem yang kaya akan keanekaragaman hayati, hutan ini juga memiliki potensi ekonomi, seperti produksi sirup, dodol, kopi, dan batik dari mangrove,” jelasnya.

Di kawasan Pantai Cengkrong, hutan mangrove terbentang lebih dari 100 hektare. Potensi hutan mangrove di Trenggalek juga masih bisa diperluas ke wilayah lain, seperti Kecamatan Munjungan dan Panggul, yang memiliki kondisi lingkungan mendukung untuk rehabilitasi mangrove.

Melalui aksi ini, diharapkan keberlanjutan ekosistem mangrove di Trenggalek semakin terjaga, sejalan dengan upaya daerah dalam mewujudkan Net Zero Carbon serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Reporter : Siswanto

Example 300250
Example 120x600