TULUNGAGUNG – cntvnews id, Aliansi Jurnalis Tulungagung (AJT) Jawa Timur mengecam keras atas tindakan kekerasan yang dilakukan tiga oknum anggota TNI AL terhadap seorang wartawan di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel).
“Kita patut mengecam tindakan penganiayaan terhadap wartawan media online tersebut,” kata Ketua AJT Catur Santoso ditemui dikantornya, Senin (1/4/2024).
Dirinya menegaskan kasus kekerasan terhadap wartawan saat menjalankan tugasnya di lapangan telah melanggar Undang-Undang Pers Nomor 40 tahun 1999 pasal 18 ayat 1.
Di samping itu, kata Catur, tersangka penganiayaan juga bisa dijerat Undang-Undang KUHPidana.
“Karena jurnalis adalah satu aktivitas yang baik dalam rangka mencari mengolah sampai mendistribusikan berita adalah salah satu kerja pers yang harus dilindungi dalam konteks pemberitaan, kebutuhan perlindungan fisik dan sebagainya,”sambungnya.
Dia pun menegaskan bahwa apapun bentuk keberatan terhadap pemberitaan, dapat diselesaikan secara etik.
“Ada hak jawab yang bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang keberatan terhadap pemberitaan disampaikan oleh teman-teman wartawan,”ucapnya.
Karena itu Ia meminta atasan pelaku di Lanal Ternate agar secepatnya memproses kasus tersebut, sehingga ada efek jera bagi oknum aparat yang sengaja menghalangi kerja-kerja jurnalis di lapangan.
“Kita berharap Danlanal Ternate dan jajarannya dapat menindaklanjuti dan mengusut tuntas kasus yang menimpa korban, karena apapun dalihnya, dalam menjalankan tugas jurnalistik, wartawan dilindungi oleh Undang-Undang Pers,” katanya.
Oleh karena itu, atas perbuatan tiga oknum anggota TNI AL dinilainya tidak pantas menjadi abdi negara.
“Oknum TNI AL tidak mengerti dengan kerja kerja pers harus ditindak sesuai peraturan hukum yang berlaku,” katanya.
Sebagai informasi, seorang jurnalis dari Halmahera Selatan mengalami kekerasan oleh oknum TNI pada Kamis 28 Maret 2024. Kejadian ini bermula korban dijemput dari rumahnya oleh dua oknum prajurit TNI AL tanpa ada surat resmi, artinya dilakukan dengan sewenang-wenang.
Setelah itu korban dibawa ke pos TNI AL yang berada di pelabuhan daerah bacan selatan, Halmahera Selatan. Korban lantas diinterogasi terkait pemberitaan soal pengangkutan BBM subsidi yang diduga milik Polairud oleh TNI AL.
Saat diinterogasi, korban sambil dipukul oleh kurang lebih tiga orang oknum anggota TNI AL. Kemudian ditendang menggunakan sepatu Laras dan dicambuk dengan selang.
Reporter : Dony
Editing : Anisha