PMK Tulungagung, Dilema Yang Harus Cerdas Dijawab
Oleh : Agus Kasiyanto
CNTVNEWS.ID – Merebaknya penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak, ternyata memberikan dampak yang tidak main main. Dari segi ekonomi, dampak jelas terlihat dari data penjualan yang mengalami penurunan jumlah.
Hal ini belum dilihat dari dampak psikologis para peternak, yang selalu berharap pada hasil produksi.
Data terakhir, seperti yang disampikan Bupati Tulungagung Mryoto Bhirowo, sampai dengan bulan, ternyata dinas peternakan hanya mendapatkan catatan , jumlah ternak yang mati gara gara PMK hanya kisaran 44 ekor saja yang mati.
Data seperti itu sebenarnya sangat melukai hati para peternak, sekabupaten Tulungagung. Secara akal sehat Tulungagung itu ada 19 kecamatan. Dalam pemikiran dan logika yang wajar, sejak tiga bulan terakir, dimulai saja sejak Mei 2022, dimana penyakit itu sudah mulai dikenal masyarakat, sudah banyak diketemukan ternak mati. Dalam logika ini, kalau satu kecamatan satu ternak mati, ada 19 ekor dan kali tiga bulan maka akan ketemu jumlah 59 ekor.
Dari data itu yang disampikan Bupati kepada media, artinya sudah ada data publik yang tidak beres.
Hal inilah yang harus menjadi kecerdasan publik menganalisa informasi informasi itu. Kalau hal hal seperti ini terus menerus menjadi konsumsi publis, maka kemerdekaan para peternak tidak akan bisa kenyataan. Bisa kita analisa, kalau para peternak dan petani terus menerus dikungkung berita berita bagus, tetapi tidak pada kondisi yang sebenarnya, maka sama dengan para petani dan peternak tidak diberi kesempatan maju. Iklim inilah yang menghambat kemakmuran para peternak.