Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 970x250
BudayaPemerintahan

Tangani Wabah PMK di Wilayah Pudak, Bupati Ponorogo Ngantor di Kecamatan Pudak

123
×

Tangani Wabah PMK di Wilayah Pudak, Bupati Ponorogo Ngantor di Kecamatan Pudak

Sebarkan artikel ini
  • IMG_20220721_101126
  • IMG-20220620-WA0003
Example 468x60

 

Example 300x600

Ponorogo, cntvnews.id, Guna melakukan penanganan Wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) hewan ternak sapi yang menjalar di Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko SE MM terjun langsung ke masyarakat dengan berkantor sementara di Kecamatan Pudak, yang menjadi wilayah terparah terdampak kasus PMK.

Selama di Pudak, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mendatangi beberapa peternak sapi perah, salah satunya kandang sapi milik warga di Kecamatan Pudak, Ponorogo Senin (20/6/2022).
Kang Bupati Sugiri menaruh perhatian serius untuk menangani wabah penyakit PMK di wilayah kecamatan tersebut.

Perlu diketahui, Kecamatan Pudak merupakan sentra sapi perah di Kabupaten Ponorogo. Ada ratusan ekor sapi di wilayah itu yang terjangkit PMK.

Sampai 20 Juni 2022, data menunjukkan sebanyak 4.716 ekor sapi terpapar PMK. Dari ribuan ekor sapi yang terpapar itu, sebanyak 4.006 ekor telah ditangani. Sedangkan sapi yang mati akibat penyakit ini sebanyak 473 ekor. Selain itu, sapi yang dinyatakan smebuh dari PMK ada dua ekor.

Saat mendatangi salah satu kendang milik peternak di Kecamatan Pudak, Senin (20/6/2022), bupati menemukan kejadian atau fenomena cukup aneh yang terjadi pada sapi. Dia menyebut kemungkinan tidak hanya virus PMK saja yang menyerang ternak, tetapi ada faktor lain yang membuat sapi lebih cepat mati.

‘’Jadi, saat proses penyembuhan, sapi tidak mau makan dan tau-tau mati. Ini yang agak aneh dan perlu diteliti,’’ kata Sugiri setelah melihat kondisi sapi Senin (20/6/2022).

Ada beberapa ekor sapi yang telah mati sengaja diautopsi dokter hewan kemudian dicek di laboratorium. Ada organ yang diambil dokter untuk menentukan apakah ada virus varian baru di dalamnya.

Sugiri berharap pengecekan di laboratorium bisa segera diumumkan hasilnya. Sebab, gejala yang ada pada sapi ini berbeda dengan gejala saat ternak diserang PMK.

‘’Mudah-mudahan bisa menunjukkan ini virus atau bukan. Atau apakah ada yang memboncengi ini,’’ ujarnya.

Sugiri memberi alasan mengapa tidak sejak awal dia datang langsung menangani virus PMK di Pudak yang terkenal dengan sentra sapi perah. Sebab, dia sedang merencanakan anggaran, obat, dan program yang kongkrit terlebih dahulu.

Selain itu, dia juga bakal mengatasi kekurangan dokter hewan dan segera mengumumkan rekrutmen relawan dokter hewan. Rencananya, pekan depan sudah diumumkan dan dilakukan seleksi.
‘’Semoga bisa segera teratasi,’’ harapnya.

Pihaknya berharap masyarakat tidak gegabah mengambil secara mentah-mentah data sapi yang terpapar PMK melalui media sosial. Sebab, data yang beredar itu bukan lah data yang benar. Sugiri juga meminta untuk memastikannya lewat Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo sebagai pihak yang menangani.

‘’Monggo dilihat berapa yang sakit, meninggal, atau terpapar,’’ ujarnya.

Sementara itu, beberapa peternak mulai kewalahan menguburkan sapi-sapi yang mati di Kecamatan Pudak. Bahkan, dalam satu hari mereka bisa menguburkan 12 sapi. Bupati pun tidak tinggal diam melihat fenomena tersebut.

‘’Kami akan mencarikan solusi untuk masalah tersebut,’’ pungkasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Ponorogo, Masun menambahkan jika dilihat per tanggal 20 Juni terdapat 6.274 kasus PMK di Ponorogo.
“Dari jumlah tersebut sekitar 80 persennya ada di Kecamatan Pudak. Memang populasi sapi di Kecamatan Pudak sangat padat, ada 12 ribuan ekor sapi di Pudak, mayoritas sapi perah,” katanya. (Advetorial)
Reporter : Bayu
Editor : Siswoyo

Example 300250
Example 120x600