Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 970x250
Pemerintahan

Telan Anggaran APBN 3,6 Miliar Pasar Tatakarya, Kec.Abung Surakarta Mangkrak dan Rusak berat

606
×

Telan Anggaran APBN 3,6 Miliar Pasar Tatakarya, Kec.Abung Surakarta Mangkrak dan Rusak berat

Sebarkan artikel ini
Example 468x60
Lampung Utara – cntvnews.id,  Sejak tahun 2020 rampung dibangun Pasar Tatakarya Kecamatan Abung Surakarta Hingga kini belum berpenghuni dan mengalami kerusakan.

Pasar yang dibangun menggunakan anggaran APBN dari kementerian perdagangan Republik Indonesia ini, mestinya menjadi sentra ekonomi masyarakat desa setempat,  namun anehnya  gedung yang dibangun ditengah-tengah ibukota kecamatan ini  hingga kini nampak belum berpenghuni alias mangkrak.

Example 300x600
Mengutip pemberitaan dari media kupas tuntas.co  Pembangunan pasar ini merupakan proyek Kementerian Perdagangan yang bersumber dari APBN tahun 2019 dan rampung dibangun pada tahun 2020, dengan pagu anggaran  3,6 Miliar lebih.

Paket pekerjaan fisik ini merupakan salah satu proyek yang menjadi objek vital  OTT KPK terhadap eks Bupati Lampung Utara Agung Ilmu Mangkunegara dengan sejumlah pihak termasuk disdag Wan Hendri pada massa itu.

Sementara kepala Desa Tatakaya Tasrip Marzuki saat dikonfirmasi oleh Kaban LI-BAPAN via telepon selulernya mengaku bahwa dirinya  sudah dua kali  dihubungi oleh Dinas Perdagangan Terkait Pasar tata karya tersebut namun hingga saat ini belum ada realisasinya.

“Saya menunggu kelanjutan dari hal tersebut karena melihat kondisi bangunan tua yang dihuni para pedagang saya sangat khawatir akan membahayakan masyarakat”, kata kades Tatakarya.

Lebih lanjut kades menuturkan  bila bangunan tersebut diserahkan menjadi aset desa tatakarya atau pengelolaan nya diserahkan ke desa,  akan lebih baik apabila yang rusak mesti dilakukan perbaikan  terlebih dahulu, supaya pedagang  dan  pembeli merasa nyamaan bertransaksi di pasar tersebut.

Menurut Tasrip buruknya kualitas bangunan  menyebabkan masyarakat enggan pindah kedalam bangunan tersebut bahkan masyarakat lebih senang berdagang diluar bangunan.

Guna mencari penyebab terbengkalainya pasar yang memakan waktu hingga bertahun-tahun dan menimbulkan kerusakan dibeberapa item bangunannya DPC LI-BAPAN Kabupaten Lampung Utara  yang dinakhodai Kausar sebagai kepala badan  mencoba membangun komunikasi dengan datang langsung ke kantor dinas perdagangan Lampung Utara.

“Kalo dibiarkan sampai bertahun-tahun begini tentu ini sebuah kerugian besar bagi Lampung Utara karena PAD  berkurang disamping itu bisa rata dengan tanah ini bangunan kalo tidak segera di manfaatkan. Sekarang saja selain mengalami kerusakan dibeberapa item nya bagian dalam sudah ditumbuhi rerumputan”, ungkap Kausar.

Kausar menjelaskan bahwa saat ini pedagang pasar lebih memilih tinggal diluar berjualan dengan cara menggelar dagangan nya.

“Lama –lama pasar ini dihuni oleh hantu ini”, canda kausar kepada awak media.

Kausar menjelaskan guna  menyikapi fenomena pasar serta menindaklanjuti keterangan yang disampaikan kades Tatakarya pada dirinya  Kausar mengaku sudah menerjunkan salah seorang anggotanya ke  kantor dinas perdagangan guna menjalin komunikasi dengan kadis perdagangan Hendri.

“Tadi  anggota saya datang ke dinas perdagangan dan bertemu dengan kadisnya.  keterangan yang didapatkan dari kadis bahwa pasar tatakarya belum bisa dioprasionalkan karena ada beberapa  temuan yang lumayan besar nilainya, semestinya sudah dibenahi pelaksana proyek  sehingga hal tersebut menjadi suatu kendala bagi pihak disdag untuk gunting pita pengerjaan pasar tersebut kurang baik dalam penilaiannya. cakap hendri kepada kami nanti bikin malu saja sehingga hanya membuka kenagan luka lama ujar kadis perdagangan kepada saya tadi “,kata Kausar menyampaikan hasil percakapan Kadisdag dengan anggota nya.

Kausar menerangkan bahwa pihak disdag Lampung Utara dan jajaran  dalam waktu dekat akan melakukan koordinasi dengan kepala desa tatakarya guna mencari solusi.

Dalam pandangan kausar Pengerjaan proyek yang menelan anggaran yang begitu besar namun dikerjakan asal-asalan seperti ini jelas merugikan keungan Negara dan masyarakat lampung utara , ditambah bangunannya yang sudah mengalami kerusakan disana sini tindakan seperti apa yang dilakukan pemerintah daerah melihat realita yang ada.

“Semestinya pemerintah daerah dalam hal ini dinas perdagangan sigap melakukan tindakan yang berpihak kepada masyarakat kecil bukan hanya berpangku tangan  selalu mencari alasan pembenaran disetiap terjadi
permasalahan ,Kadis ini memang amat piawai dalam hal seperti ini”, tuding kausar.

Kepala Bada LI-BAPAN ini memang  tidak ada kompromi dalam memperjuangkan dan menegakkan keadilan di tengah masyarakat, kepeduliannya dalam menanggapi keluh kesah masyarakat kecil, cukuplah tinggi tak heran dirinya berjuang tanpa pamrih, untuk itu dirinya butuh kepastian bukan hanya janji yang tak pernah ditepati oleh  pimpinanan daerah yang hanya mementingkan jabatan nya.

Lebih dalam kausar mengulas , Sosilisasi mengenai pasar tersebut mesti dilakukan berkesinambungan  agar masyarakat mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajiban mereka karena ini menyangkut hajat masyarakat banyak.

“Mengenai restribusi Kausar juga meminta pihak terkait mesti  mendengarkan aspirasi dari masyarkat karena menurut nya pasar ini hanya digunakan dua kali dalam seminggu  yang lebih akrab penduduk sekitar menyebut dengan Istilah Kalangan”, terang nya.

Lebih lanjut dengan lantang Kausar Menegaskan  agar Dinas Perdagangan cepat mengambil sikap dan kebijakan sehinga tidak lagi mencari alasan  dan berdalih terhadap kenyataan yang terjadi saat ini.

“Apa nunggu bangunan Pasar Tatakarya ini rubuh telebih dahulu baru kita tempati”, ungkapnya

Dalam waktu dekat Kausar mengaku pihaknya  akan melakukan perjalanan ke Jakarta dalam rangka menghadiri
Munas Li-Bapan.

“Apabila tidak segera tertangani kami akan melaporkan hal ini kepada Kementrian Perdagangan Zulkifli hasan  atau Instansi terkait apabila dianggap perlu Aparat Penegak Hukum  agar permasalahan ini segera tertangani.” Pungkas Kausar

Reporter: Andre
Editor.    : Agus Zahid
Example 300250
Example 120x600