CNTVNEWS.ID – Sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan bahwa remaja yang tidak menjalin hubungan di Sekolah Menengah Pertama atau Sekolah Menengah Atas memiliki keterampilan sosial yang lebih tinggi, lebih sedikit depresi, dan bernasib lebih baik.
Sebelumnya, beberapa studi menemukan bahwa berkencan atau menjalani hubungan pacaran, terutama selama masa remaja, dipandang sebagai cara penting bagi kaum muda untuk mengidentifikasi diri mereka sendiri, mengembangkan keterampilan sosial, belajar tentang orang lain, dan tumbuh secara emosional. Namun, berdasarkan sebuah studi baru di University of Georgia menemukan bahwa bagi remaja, tidak berpacaran bisa menjadi pilihan yang menguntungkan. Dan dalam beberapa hal, para remaja ini lebih baik dibanding remaja yang melakukannya.
Dilansir dari ScienceDaily, berdasarkan hasil studi yang dipublikasikan secara online dalam The Journal of School Health, remaja yang tidak berpacaran selama Sekolah Menengah pertama dan Sekolah Menengah Atas mempunyai keterampilan sosial yang baik, tingkat depresi yang rendah, dan bernasib lebih baik.
Apabila beberapa peneliti sebelumnya menilai bahwa berkencan dipercaya merupakan hal normal untuk perkembangan dan kesejahteraan individu remaja, Brooke Douglas, seorang mahasiswa doktoral di College of Public Health UGA dan profesor kesehatan dan perilaku, Pamela Orpinas mulai penasaran bagaimana dengan remaja yang tidak pernah berkencan atau menjalin hubungan pacaran? Apakah ini berarti bahwa remaja yang tidak berkencan pada beberapa hal tidak bisa menyesuaikan diri?
Brooke Douglas dan Pamela Orpinas menganalisis data yang dikumpulkan selama studi tahun 2013. Mereka mengikuti sekelompok remaja di Georgia Timur Laut dari kelas enam sampai kelas 12 dan dibantu pengajar mereka dalam merampungkan kuesioner. Kuesioner dibuat untuk menilai perilaku setiap murid pada bidang yang meliputi keterampilan sosial, keterampilan kepemimpinan dan taraf depresi.
Ternyata berdasarkan hasil penelitian, murid yang tidak berpacaran mempunyai keterampilan interpersonal yang serupa atau lebih baik daripada remaja sebaya mereka yang berpacaran. Mereka pun menilai murid yang tidak pacaran secara signifikan lebih tinggi keterampilan sosial dan keterampilan kepemimpinan daripada mereka yang berpacaran. Siswa yang tidak berpacaran juga cenderung tidak mengalami depresi. Skor yang diperoleh pengajar dalam skala depresi secara signifikan lebih rendah untuk kelompok murid yang tidak pacaran. Selain itu, proporsi murid yang mengaku murung atau putus harapan secara signifikan lebih rendah pada kelompok ini juga.
Studi tersebut membuktikan bahwa remaja yang memelihara diri mereka untuk tidak berpacaran di usia muda adalah pilihan yang paling baik untuk perkembangan mental dan kesehatan mereka.
Menurut Douglas hubungan pacaran di usia remaja itu rumit dan seringkali berumur pendek. Bahkan perpisahan berdampak buruk bagi kesehatan mental hingga menjadi salah satu alasan utama bunuh diri di usia remaja.
Penulis: Misana
Editor : Agus Zahid